Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Selasa, 24 Agustus 2010

Pemberian Tanaman Obat Sebagai Jamu Hewan (Unggas)

Obat tradisional adalah obat yang terbuat dari bahan alami terutama tumbuhan dan merupakan warisan budaya bangsa yang telah digunakan secara turun temurun. Secara empirik ramuan tanaman obat (jamu) selain untuk dikonsumsi dapat digunakan untuk kesehatan ternak. Berdasarkan laporan dari beberapa peternak unggas penggunaan secara rutin obat tradisional (kunyit, bawang putih, daun pepaya) pada ayam dan puyuh yang diberikan melalui air minum atau dicampur dalam pakan, menunjukkan ternak tersebut terhindar dari serangan penyakit Avian Influenza (AI).
Secara umum di dalam tanaman obat (rimpang, daun, batang, akar, bunga, buah) terdapat senyawa aktif seperti alkaloid, fenotik, tripenoid, minyak atsiri glikosida, dsb yang bersifat antiviral, antibakteri, serta imunomodulator.
Beberapa jenis tanaman obat yang telah diujicobakan pada ternak unggas lokal (ayam dan itik), diantaranya mengkudu (Morinda citrifolia), sambiloto (Androgaphis paniculata), jahe (Zingiber officinale), k,unyit (Curcuma domestica), lengkuas (Langua galanga L), temulawak (Curcuma xanthorrhiza R), daun sirih (Piper betle R), daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boer), kencur (Kaempferia galanga L), bawang putih (Alium sativum L), dan lainnya. Beberapa jenis tanaman obat kebanyakan diberikan dalam satu ramuan bentuk serbuk maupun larutan jamu. Respon pemberian tanaman obat dalam sediaan air minum pada ternak ayam lokal fase pertumbuhan disajikan sbb :
Dari tabel di atas, pertambahan bobot ayam lokal yang diberi buah mengkudu (875,77 g/ekor) ternyata lebih tinggi dibandingkan kontrol (675,69 g/ekor). Bila dihitung dari konversi pakan, pemberian mengkudu dan sambiloto lebih efisien dari pada kontrol. Perlu diinformasikan bahwa ayam yang diberi perlakuan buah mengkudu kondisi bulu primer lebih mengkilap dari yang lainnya.
Para peternak unggas lokal umumnya selalu memberikan tambahan ramuan tanaman obat seperti kunyit, temu lawak, temu ireng, daun pepaya, daun mengkudu ke dalam rangsum atau dicampur dengan air minum untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit pencernaan, dan cacing.
Dosis tanaman obat yang diberikan pada ayam lokal seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, dan sejenisnya dalam bentuk serbuk sebanyak 0,5 - 1 % dalam rangsum, tepung daun seperti tepung daun mengkudu, daun singkong, daun pepaya maksimum 5 % dalam rangsum, sedangkan untuk larutan jamu hewan maksimal 5 ml/liter air minum.
Proses pembuatan jamu hewan fermentasi :

Beberapa jenis tanaman obat yang digunakan sebagai jamu hewan :

Referensi :
  • Andang, S. I, dan S. Widodo (2005). Panduan vaksinasi Avian Influenza. Poultry Indonesia Jakarta
  • Bakrie, E. , D. Andayani. M, Yanis dan D. Zainuddin. 2003. Pengaruh penambahan jamu ke dalam air minum terhadap preferensi konsumen dan mutu karkas ayam buras. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, September 2003. Puslitbang Peternakan Bogor. pp 490-495
  • Dan sebagainya ....
Download artikel lengkap ....

Kamis, 19 Agustus 2010

Piranti Lunak Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi PuPS versi 1.1

PuPS merupakan piranti lunak untuk menentukan rekomendasi takaran pupuk padi sawah di setiap lokasi. Program ini dikembangkan oleh tim peneliti IRRI bersama Tim Teknis Kelompok Kerja Pemupukan Tanaman Pangan Badan Litbang Pertanian. Penggunaan PuPS ini sangat membantu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama petani dalam menetapkan takaran dan waktu pemupukan padi di lahan sawah pada musim tanam yang akan dihadapi sesuai dengan hara dan pertumbuhan tanaman. 

SL-PTT Padi ( Ringkasan Materi )


  • Persiapan Lahan : pengolahan tanah secara sempurna 
    1. Sebarkan bahan organik dan benamkan gulma : efisiensi penggunaan pupuk organik sekitar 30 %
    2. Bajak menggunakan traktor, ternak, atau cangkul
    3. Setelah lahan digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur
    4. Ratakan lahan
    5. Gali saluran di pinggir untuk drainase 
  • Seleksi benih :
    1. Buat larutan garam dengan perbandingan air : 5 liter + garam : 600 gram
    2. Uji larutan dengan telur fertil sampai melayang / terapung
    3. Masukkan benih ke dalam larutan, kemudian diaduk
    4. Benih yang melayang / terapung dibuang
    5. Benih yang bernas (tenggelam) dicuci, kemudian masukkan ke dalam karung
    6. Rendam benih selam sehari semalam
    7. Tiriskan benih dalam tempat lembab
    8. Benih siap disemaikan
  • Persemaian :
    1. Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 - 1,5 m panjang disesuaikan dengan lahan
    2. Untuk luas tanam 1000 m2 diperlukan luas persemaian 40-50 m2, benih 2-2,5 kg
    3. Campurkan setiap meter persegi bedengan dengan 2 kg bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, pupuk daun, dan abu untuk memudahkan pencabutan bibit
    4. Sebarkan bibit padi merata ke semua bedengan
    5. Lokasi persemaian dengan dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik
    6. Lindungi bibit dari serangan hama
  • Tanam :
    1. Tanam bibit umur muda : < 17 hari
    2. Jumlah bibit 1-3 batang/lubang, kedalaman 1-2 cm, dengan sistem jajar legowo 2, 4, atau 6
    3. Gunakan jarak tanam minimal 20 x 20 cm
  • Pemupukan (rekomendasi umum) : dosis pupuk tiap luas 1000 m2
    • Pupuk Dasar : sebelum / saat tanam
      1. Pupuk organik   : 100 - 200 kg
      2. Pupuk Phonska : 15 kg
    • Susulan I : 20 hari setelah tanam
      1. Pupuk Phonska : 15 kg
      2. Pupuk Urea      :  5 kg
    • Susulan II : 35 hari setelah tanam
      1. Pupuk Urea      : 5 kg
      • Pengairan :
        1. Lakukan pergiliran air berselang 4 hari basah 3 hari kering dari fase tanam sampai fase anakan maksimal (50 hari setelah tanam)
        2. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus (50-85 hari setelah tanam)
        3. 10 - 15 hari sebelum panen, sawah dikeringkan
      • Penyiangan :
        1. Gulma dikendalikan mulai dengan pengolahan tanah,  mengatur air dipetakan sawah, menggunakan pupuk kompos
        2. Pengendalian dengan cara mekanis seperti gosrok dan tangan sangat dianjurkan
        3. Menggunakan herbisida apabila intensitas gulma sudah tinggi
      • Pengendalian Hama Penyakit : PHT
        1. Pengamatan / monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman secara rutin
        2. Pengendalian hama dan penyakit memperhitungkan faktor ekologi
      • Penanganan Panen dan Pasca Panen :
        1. Panen tepat waktu, jangan terlalu muda tapi juga jangan terlalu tua
        2. Potong padi dengan sabit bergerigi
        3. Perontokan dengan threser dialasi terpal
        4. Gabah dibersihkan, lalu jemur dengan alas terpal sampai kering
        5. Kemas gabah dengan karung, simpan di dalam gudang yang bebas hama serta sirkulasi udara yang baik.
      Dari berbagai sumber

      Rabu, 18 Agustus 2010

      Starter Kompos dari Mikroorganisme Lokal


      Bahan :
      1. Buah pisang, buah nanas, bawang merah, tempe
      2. Gula pasir / tetes tebu
      3. Air matang yang sudah dingin
      4. Terpal
       Alat :
      1. Botol air mineral 1,5 liter + tutup sebanyak 4 buah
      2. Pisau
      3. Sendok teh
      4. Sendok makan
      5. Gembor 10 literan
      Cara Pembuatan Starter ( 1 botol untuk 1 jenis bahan) :
      1. Buah pisang diiris tipis
      2. Irisan buah pisang dimasukkan ke dalam botol mineral 1/2 - 2/3 bagian
      3. Tambahkan air matang sampai hampir penuh
      4. Tambahkan gula pasir / tetes tebu 3-5 sendok teh
      5. Tutup rapat dan simpan selama 24 jam
      6. Setelah 24 jam, buka tutup botol, apabila keluar gas berarti mikroorganisme sudah tumbuh dan aktif
      7. Botol ditutup agak longgar, lalu diperam selama 5 - 7 hari
      8. Siap untuk diaplikasikan.
      9. Lakukan hal yang sama untuk bahan lain ( 1 botol untuk 1 jenis bahan ).
      Cara Pembuatan kompos ( 4 botol starter untuk 200 kg bahan organik) :
      1. Keempat botol dituangkan ke dalam ember
      2. Tambahkan air bersih 15 - 20 liter, tambahkan gula pasir / tetes 10 sendok makan kemudian diaduk sampai rata
      3. Bahan organik disusun setebal 20 cm, siram dengan larutan starter
      4. Buat lapisan kedua dengan ketebalan 20 cm, siram dengan larutan starter
      5. Buat lapisan ke-3, ke-4, dan ke-5 seperti langkah di atas
      6. Tutup dengan terpal
      7. Hari ke-7 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
      8. Hari ke-14 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
      9. Hari ke-21 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
      10. Hari ke-28 kompos dibuka, diadul, diangin-anginkan, siap digunakan sebagai pupuk organik
      11. Selamat mencoba...
      Download artikel ini...

        Proses Pembuatan pupuk organik


        • Alat :
          1. Cangkul / sekop
          2. Garpu
          3. Gembor
        • Bahan :
          1. Kotoran sapi / kambing / ayam
          2. Dedak / bekatul 2 kg
          3. Dekomposer
        • Cara Kerja :
          • Persiapan tempat : cari tempat yang ternaungi, luas pembuatan 1 x 2 m tergantung kecukupan tempat
          • Persiapan Bahan : kondisikan kotoran ternak mencapai kadar air 60 - 70 % (magel) dengan ciri apabila dikepal bisa 'kempel' tapi air tidak menetes. Apabila terlalu kering ditambahkan air dan apabila terlalu basah ditambahkan kotoran ternak yang kering.
          •  Pembuatan larutan dekomposer : campurkan 10 liter air dengan SuperFarm dekomposer, aduk sampai rata, kemudian masukkan larutan ke dalam gembor. Tiap gembor untuk tiap satu lapisan.
          • Buat lapisan I dengan ketebalan 20 cm, siram dengan larutan dekomposer, ratakan dengan garpu
          • Buat lapisan II (sap ke-2) berada di atas lapisan I dengan ketebalan 20 cm, siram dengan larutan dekomposer, ratakan dengan garpu
          • Buat lapisan III, IV, sama seperti langkah di atas
          • Buat lapisan V (terakhir) dengan ketebalan 20 cm, taburkan dedak (bekatul), kemudian siram dengan larutan dekomposer, kemudian ditutup rapat dengan terpal, diperam selama 2 hari
          • Pada hari ke-3 pagi, buka tutup terpal, gejros-gejros tumpukan kompos menggunakan kayu/tugal sampai dasar, kemudian pada sore harinya tumpukan kompos ditutup lagi dengan terpal
          • Pada hari ke-5 pagi, buka tutup terpal, gejros-gejros tumpukan kompos menggunakan kayu/tugal sampai dasar, kemudian pada sore harinya tumpukan kompos ditutup lagi dengan terpal
          • Pada hari ke-7, buka tutup terpal, tumpukan kompos dibongkar, diangin-anginkan
          • Pupuk kompos siap untuk digunakan
          • Selamat mencoba ....

        Download materi ini...

          Teknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura

          A. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan : 
          1.  Proses Pembuatan Pupuk Organik
          2.  Sarter Kompos dari Mikroorganisme Lokal
          3.  SL-PTT Padi (Ringkasan Materi)
          4.  Pemupukan Padi Spesifik Lokasi (PuPS) 
          5.  Masalah Lapang Hama Penyakit dan Hara Padi
          6.  Bagan Warna Daun (BWD)
          7.  Tikus Sawah dan Cara Pengendaliannya
          8.  Budidaya jagung
          9.  Budidaya kacang tanah 
          10.  Budidaya kedelai
          11.  Budidaya padi
          12.  Budidaya ubi kayu
          13.  Budidaya talas
          14.  Budidaya ubi jalar
          15.  Pedoman teknis pengembangan SRI tahun 2010
          16.  Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kacang-kacangan dan Umbi-umbian tahun 2010
          17.  Pedoman Pelaksanaan SL PTT Padi, Jagung, Kedelai, dan kacang tanah tahun 2010
          18.  Budidaya sorgum
          19.  Petunjuk Lapang PTT Padi Sawah
          20. 17 Resep Biopestisida Nabati

          B. Budidaya Tanaman Secara Organik :
          1. GAB Budidaya Tanaman Secara Organik
          2.  
            C. Teknologi Budidaya Tanaman Buah :
            1. Budidaya tanaman buah alpukat
            2. Budidaya tanaman buah belimbing
            3. Budidaya tanaman buah duku
            4. Budidaya tanaman buah durian
            5. Budidaya tanaman buah jambu air
            6. Budidaya tanaman buah jeruk
            7. Budidaya tanaman buah mangga
            8. Budidaya tanaman buah melon
            9. Budidaya tanaman buah nangka
            10. Budidaya tanaman buah pepaya
            11. Budidaya tanaman buah pisang
            12. Budidaya tanaman buah rambutan
            13. Budidaya tanaman buah salak
            14. Budidaya tanaman buah semangka
            15. SOP semangka berbiji lahan sawah kabupaten Kulon Progo 
            16.  
                D. Teknologi Budidaya Tanaman Sayur :
                1. SOP Cabai Merah
                2. SOP Mentimun
                3. SOP Jamur Tiram
                4. SOP Kubis
                5. SOP Paprika
                6. SOP Tomat
                7. SOP Mangga
                8. SOP Cabai
                9. Prosedur tetap pengembangan kentang ramah lingkungan
                10. Budidaya Cabai Merah

                E. Teknologi Budidaya Tanaman Obat :
                1. Budidaya Tanaman Jahe
                2. Budidaya Tanaman Kumis Kucing
                3. Budidaya Tanaman Temu Lawak
                4. Budidaya Tanaman Kina
                5. Budidaya Tanaman Kunyit
                6. GAB Biofarmaka
                7. SOP Jahe
                8. SOP Kencur
                9. SOP Kencur kabupaten Kulon Progo
                10. SOP Temulawak
                11. Buku Kerja Jahe
                12. Buku Kerja Kencur
                13. Buku Kerja Temulawak 
                14.  
                  F. Teknologi Budidaya Tanaman Hias :
                  1. Budidaya Tanaman Anggrek
                  2. Budidaya Tanaman Dahlia
                  3. Budidaya Tanaman Gladiol
                  4. Budidaya Tanaman Krisan
                  5. Budidaya Tanaman Mawar
                  6. Budidaya Tanaman Melati
                  7. Budidaya Tanaman Palem 
                  8.  
                    G. Teknologi Pengolahan :

                    1.  Acar Bawang Merah
                    2.  Anggur Buah
                    3.  Bubuk Kedelai
                    4.  Dodol Pisang Nangka
                    5.  Hilang Bau Susu Kedele
                    6.  Kacang Asin
                    7.  Kecap Kedelai
                    8.  Kelapa Parut Kering
                    9.  Keripik Kentang
                    10.  Keripik Kentang Lumat
                    11.  Keripik Pisang
                    12.  Keripik Tempe
                    13.  Keripik Ubi Jalar
                    14.  Kerupuk Terung
                    15.  Manisan Buah
                    16.  Oyek Jagung
                    17.  Pati Ganyong
                    18.  Teknologi Pengawetan
                    19.  Ragi Tapai
                    20.  Ragi Tempe
                    21.  Sale Pisang Basah
                    22.  Sale Pisang Pengasapan
                    23.  Sale Pisang Tradisional
                    24.  Saos Pepaya
                    25.  Sari Sirup Buah
                    26.  Sauerkraut
                    27.  Sayur Asin
                    28.  Sekilas Olah Pangan
                    29.  Selai Jeli Buah
                    30.  Susu Kedelai
                    31.  Tapai Ketan
                    32.  Tapai Singkong
                    33.  Tauco Kecipir
                    34.  Tepung Ganyong
                    35.  Tepung Singkong
                    36.  Tepung Tapioka
                    H. Teknologi Pemetaan Wilayah dan Luas Lahan 
                    1. Aplikasi Google Earth Online untuk Pemetaan Wilayah dan Luas Lahan

                      Kamis, 05 Agustus 2010

                      Kunjungan kelompok tani kabupaten Bulukumba, Sulsel ke kelompok tani Ngudi Rahayu

                      Rabu (04 Agustus 2010) kelompok tani Ngudi Rahayu, Lengkong, Donomulyo, Nanggulan, Kulon Progo menerima kunjungan dari rombongan kelompok tani kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kedatangan para petani jauh-jauh dari Sulawesi Selatan untuk melakukan study banding atas keberhasilan kelompok tani Ngudi Rahayu Lengkong maju ke tingkat nasional dalam lomba intensifikasi padi. Para petani sangat antusias mendengarkan paparan serta diskusi dengan Kelompok Tani yang didampingi para Penyuluh Pertanian, Kepala Desa Donomulyo, serta staf  Badan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, terutama kaitannya dengan aspek teknis budidaya tanaman padi serta kemitraan. Berbekal pengalaman tersebut, petani kabupaten Bulukumba berniat akan mengadopsi teknologi budidaya tanaman padi untuk diterapkan di wilayah mereka.