Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Kamis, 21 Juli 2016

Nematoda

Nematoda Parasit Akar Pisang

Radopholus similes Cobb., Pratylenchus sp., Helicotylenchus multicinctus Cobb.,
Meloidogyne spp.
Preferred Name : Radopholus similis (Cobb, 1893) Thorne, 1949
Taxonomic Position
Kingdom: Animalia
Phylum: Nematoda
Class: Secernentea
Order: Tylenchida
Suborder: Tylenchina
Family: Pratylenchidae
Sumber gambar : CABI
Gejala Serangan
Gejala kerusakan yang disebabkan oleh masing-masing jenis nematoda parasit akar pisang sulit dibedakan, karena serangannya serentak dan sehingga kerusakan akar menjadi lebih cepat. Pada umumnya nematoda masuk melalui ujung akar, tetapi R. similes dapat masuk melalui semua permukaan akar dan pindah dari akar terinfeksi menuju bonggol pisang, sehingga menyebabkan luka berwarna hitam yang menyebar pada permukaan bonggol. Luka yang disebabkan oleh H. multicinctus pada umumnya terbatas pada sel luar dari korteks akar dan menyebabkan luka nekrosis yang kecil. Pratylenchus spp. masuk ke dalam jaringan akar tanaman dan menimbulkan luka nekrosis berwarna kemerah-merahan. Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. ditandai dengan adanya gall/pembengkakan jarigan akar. Bila akar terserang berat, menyebabkan tanaman mudah roboh (tumbang) terutama pada fase pengisian buah.
Morfologi/Bioekologi
Secara umum siklus hidup nematoda parasit tumbuhan itu hampir sama. Telur menetas menjadi larva yang bentuk dan strukturnya sama dengan dewasa. Larva berkembang  dengan melakukan pergantian kulit pada setiap akhir fase. Semua jenis nematoda mempunyai empat fase larva, pada fase ini nematoda sangat aktif menginfeksi akar. Pada pergantian kulit yang terakhir maka dapat diketahui jenis nematoda jantan atau betina. Nematoda jantan ditandai dengan adanya specula. Sedangkan nematoda betina mempunyai vulva dan dapat menghasilkan telur yang fertile setelah mengadakan perkawinan dengan nematoda jantan atau dengan  cara parthenogenesis. Apabila kondisi menguntungkan untuk hidup maka siklus hidup bisa mencapai 3 – 4 minggu.
Pengendalian
Cara kultur teknis
  • Rotasi tanaman
  • Penggenangan selama beberapa bulan
  • Penggunaan varietas resisten
Cara mekanis
  • Menaikkan suhu tanah sampai 50 0C selama 30 menit  dengan uap panas atau air panas.
  • Pencelupan bonggol anakan ke dalam air panas suhu 50 0C selama beberapa menit.
Cara kimiawi
  • Penggunaan nematisida Karbofuran, Etrofos dan Oksanil dengan dosis 12 gr bahan aktif per rumpun, yang diaplikasikan pada saat tanam dan diulang tiap 6 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar