Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Senin, 08 Januari 2024

PESNAB MENU DIKLAT KWT NANGGULAN

Paguyuban Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan wadah atau sarana bagi ibu-ibu KWT se-Kapanewon untuk saling bersilaturahmi dan saling bertukar informasi dalam hal pertanian. Paguyuban KWT di Kapanewon Nanggulan bernama Paguyuban Mekar Arum yang beranggotakan 25 Kelompok Wanita Tani.

Pada bulan Januari ini, pertemuan rutin Paguyuban KWT dilaksanakan tanggal 2 Januari 2024 bertempat di KWT Amrih Rahayu Padukuhan Bejaten Kalurahan Jatisarono Kapanewon Nanggulan. Hadir dalam acara tersebut anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo yaitu Bapak Dwi Nugroho, Bapak Dukuh Padukuhan Bejaten, BPP Nanggulan, KKN Atmajaya, dan ibu-ibu perwakilan dari masing-masing KWT se-Kapanewon Nanggulan.
Acara dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Bapak Dwi Nugroho yang memberikan motivasi dan semangat bagi ibu-ibu KWT dalam berkegiatan di bidang pertanian, selanjutnya informasi-informasi yang disampaikan dari petugas BPP Nanggulan sekaligus acara pamitan 2 (dua) petugas penyuluh pertanian yang berpindah ketugasan ke Kapanewon yang lain, kemudian praktek pembuatan pestisida nabati (pesnab) dari kulit bawang merah dan bawang putih, pembuatan Photosynthetic Bakteria (PSB) yang disampaikan oleh perwakilan KKN Atmajaya, dan dilanjut dengan praktek pembuatan trichoderma yang dipandu Bu Yayuk Sri Purwanti dari ketua KWT Amrih Rahayu dan Bu Endah Sri Pujiati petugas POPT BPP Nanggulan.

Pesnab kulit bawang dapat berguna untuk mencegah serangga memakan tanaman, menghambat reproduksi serangga, mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga, mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri, dan dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Pada praktek yang dilakukan menggunakan kulit bawang merah dan bawang putih didasarkan pada pemanfaatan sisa-sisa limbah dapur sehingga lebih bermanfaat terutama untuk mengatasi hama pada tanaman. Caranya kulit bawang merah dan bawang putih di masukkan dalam wadah dan diberi air lalu ditutup rapat selama 24 jam, rendaman kulit bawang disaring dan diaplikasikan dengan dosis 10cc dilarutkan dalam 1 liter air dan disemprotkan pada daun dan batang tanaman.

Photosyntethic Bakteria (PSB) merupakan bakteri autotrof yang bisa berfotosintesis dengan sendirinya. Manfaat PSB antara lain mempercepat tanaman buah untuk berbunga , menstimulasi kekebalan tanaman dan pertumbuhan akar untuk berkembang dan bercabang dengan baik. Praktek dimulai dengan mencampurkan 1 butir telur ayam ditambah 1 sdm penyedap rasa lalu aduk rata, air dimasukkan ke dalam botol lalu campur dengan campuran telur tadi sebanyak 2 sdm, botol ditutup dan dikocok hingga air berubah menjadi putih kemudian botol dijemur di bawah sinar matahari hingga cairan berwarna merah. Aplikasi PSB yaitu 2 tutup botol (10-15ml) dimasukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke tanaman pada pagi hari.


Selanjutnya pembuatan trichoderma yang berfungsi untuk mengendalikan penyakit di dalam tanah misalnya layu Fusarium, layu bakteri. Agens Pengendali Hayati (APH) sifatnya pengendalian preventif/sejak dini. Trichoderma termasuk APH. Aplikasi trichoderma dilakukan di awal pertanaman atau saat tanaman masih sehat. 


Pembuatan trichoderma dimulai dengan pengukusan jagung giling selama 5 menit, tiriskan, lalu bungkus dalam plastik bening. 1 bungkus berisi 1 ons. Lalu kukus kembali selama kurang lebih 1 jam, tiriskan sampai dingin, masukkan ke dalam kotak inkas steril. Kemudian inokulasi dengan trichoderma F1 ke masing-masing bungkusan jagung giling. Diamkan lalu tutup memakai kertas koran dan disemprot pagi dan sore hari supaya lembab sehingga jamur trichoderma dapat tercampur merata pada media jagung giling tersebut.
Untuk aplikasi, 1 bungkus trichoderma dicampur dengan pupuk organik sebanyak 30-35 kg di tutup selama 1 minggu setelah itu dicampurkan ke media tanam. Selain itu dapat pula mencampurkan trichoderma dengan 30-50 liter air dan disiramkan. Diaplikasikan seminggu sekali pada sore hari


Diharapkan dengan adanya praktek tersebut, dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pada tanaman, menambah ilmu ibu-ibu KWT dan dapat mengaplikasikan di lahannya masing-masing.