Penyakit Busuk Buah Antraknosa Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. Et. Bisby,
C. gloeosporioides dan Gloeosporium piperatum Ell.et.Ev.
Morfologi dan daur penyakit
C.
capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar di bawah kutikula atau
pada permukaan, berwarna hitam dengan banyak seta. Seta berwarna coklat
tua, bersekat, halus dan meruncing ke atas. Konidium berwarna hialin,
berbentuk tabung (silindris), ujung-ujungnya tumpul atau bengkok seperti
sabit. Konidium dapat disebabkan oleh angin. Cendawan pada buah masuk
ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji, sehingga dapat menginfeksi
persemaian yang tumbuh dari benih yang sakit. Cendawan yang menyerang
daun dan batang tidak dapat menginfeksi buah. Cendawan dapat bertahan
dalam sisa-sisa tanaman sakit. Pada musim kemarau pada lahan yang
berdrainase baik perkembangan penyakit kurang.
Perkembangan
penyakit sangat baik pada suhu 30 °C. Perkembangan lebih cepat pada
buah yang lebih tua, sedangkan pada buah muda lebih cepat gugur karena
infeksi.
Di Indonesia penyakit tersebut dapat ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Gejala serangan
Gejala
serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah,
kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak kumpulan titik
hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan yang berat
menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti
jerami padi. Keadaan cuaca panas dan lembab mempercepat perkembangan
penyakit.
Tanaman inang lain
Belum diketahui adanya tanaman inang lain.
Cara pengendalian
|
Jumat, 29 Juli 2016
Antraknosa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar