Penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum f. sp. melongenae Schlecht.Morfologi dan daur penyakit
Gambar : Gejala layu Fusarium di lapang (terlihat penguningan tajuk) dan Warna coklat pada pembuluh akibat serangan Fusarium
Cendawan
ini mempunyai 3 alat reproduksi yaitu mikrokonidia (terdiri dari 1
sel), makrokonidia (2 - 6 septa) dan klamidospora (merupakan
pembengkakan pada hifa). Stadium terakhir merupakan stadium yang tahan
pada segala cuaca dan cendawan ini merupakan patogen tular tanah.
Penyebaran dapat terjadi oleh angin berupa tanah terinfeksi dan dapat
juga terbawa melalui pengairan. Layu total dapat terjadi antara 2 - 3
minggu setelah terinfeksi. Penyakit ini jarang terjadi pada tanah yang
kering atau sistem perairan yang cukup baik.
Gejala serangan
Tanaman
yang terserang menjadi layu, mulai dari daun bagian bawah dan anak
tulang daun menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu
dalam 2 atau 3 hari setelah infeksi. Warna jaringan akar dan batang
menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa yang berwarna putih
seperti kapas. Apabila serangan terjadi pada saat pertumbuhan sudah
maksimum maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan
sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur. Penyebaran
penyakit (spora) melalui angin dan air pengairan. Penyakit ini jarang
terjadi pada tanah yang kering atau yang pengairannya baik.
Di Indonesia penyakit menyebar antara lain di Jawa Barat, DI. Yogyakarta dan Jawa Timur.
Tanaman inang lain
Kacang panjang, kentang, kubis dan ketimun.
Cara pengendalian
- Pengendalian secara bercocok tanam, meliputi pergiliran tanaman, pengaturan drainase, penanaman varietas tahan, penanaman benih sehat.
- Pengendalian biologi, dengan menggunakan agens hayati antara lain Gliocladium sp., dan Trichoderma sp.
- Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan fusngisida yang efektif yang telah diizinkan oleh Menteri Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar