Ulat Grayak : Spodopthera litura F.Famili : NoctuidaeOrdo : LepidopteraGambar : a. Warna ulat bervariasi tergantung jenis makanannya. b. Mempunyai kalung hitam pada lehernya, Aktif pada senja hari
Gejala serangan : daun berlubang
Morfologi/Bioekologi
Sayap
ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap
belakang berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam. Malam hari
ngengat dapat terbang sejauh 5 kilometer. Seekor ngengat betina dapat
meletakkan 2000 - 3000 telur.
Telur
berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun
(kadang-kadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan
diletakkan berkelompok (masing-masing berisi 25 - 500 butir) yang
bentuknya bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya. Kelompok
telur tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh
bagian ujung ngengat betina.
Larva
mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna
hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral
dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau
muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan dan hidup
berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung ketersediaan makanan,
larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Siang
hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman
pada malam hari. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara
bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir
mirip ulat tanah perbedaan hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau
gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang
ulat sekitar 5 cm.
Ulat berkepompong
dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat
kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30
- 60 hari (lama stadium telur 2 - 4 hari, larva yang terdiri dari 5
instar : 20 - 46 hari, pupa 8 - 11 hari).
Hama
ini tersebar di Asia, Pasifik dan Australia sedangkan di Indonesia
propinsi yang melaporkan adanya serangan hama ini adalah DI Aceh, Jambi,
Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian
Jaya.
Gejala serangan
Larva
yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis
bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar
lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya
larva berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak
berkelompok, serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun
dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim
kemarau.
Tanaman inang lain
Hama
ini bersifat polifag, selain cabai tanaman inang lainnya yaitu kubis,
padi, jagung, tomat, tebu, buncis, jeruk, tembakau, bawang merah,
terung, kentang, kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), kangkung,
bayam, pisang, tanaman hias juga gulma Limnocharis sp., Passiflora
foetida, Ageratum sp., Cleome sp., Clibadium sp. dan Trema sp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar