Kutu dompolan / Kutu putih: (Pseudococcus sp.)
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Gejala serangan
Kutu
putih ini biasanya ditemukan pada anak daun terutama dekat tulang daun
karena serangga ini merusak tanaman dengan cara mengisap cairan tanaman.
Infestasi
berat serangan ditandai adanya warna putih dan terdapat semacam massa
seperti lilin pada bagian batang, buah dan sepanjang tulang daun bagian
permukaan bawah daun. Infestasi berat biasanya muncul pada percabangan
dan daun disertai embun madu.
Apabila
serangan terjadi pada pucuk, daun tidak dapat berkembang dengan
sempurna, bahkan dapat mati. Daun tua yang terserang menjadi berwarna
hijau kusam, pada serangan berat, daun menjadi layu.
Morfologi dan Bioekologi
Populasi
kutu biasanya meningkat pada bulan kering terutama saat kelembaban
nisbi pada siang hari turun sampai di bawah 75%. Eksplosi dapat terjadi
apabila kelembaban nisbi turun drastis di bawah 70% selama 3 – 4 bulan
dan dikombinasikan dengan hari hujan kurang dari 10 hari per bulan.
Serangga
dewasa tidak menghasilkan telur. Nimfanya berukuran 0.3 mm berwarna
kekuningan pucat seluruh tubuhnya tertutup lilin putih. Serangga betina
baik yang dewasa maupun yang belum dewasa memiliki warna sama, dan
masing-masing memiliki 17 pasang ’tungkai’ berwarna putih.
Tanaman Inang Lainnya
Jeruk, persik, alpukat, jambu biji, pir, terong dan anggur.
Pengendalian
Cara Biologis
- Pengendalian secara biologi, pernah diterapkan di California, dilakukan dengan penggunaan parasitoid jenis lebah, yaitu : Tetracnemoidea sydneyensis dan T. Peregrina, serta predator dari bangsa kepik : Cryptolaemus montrouzieri.
- Terjadinya ledakan hama sering disebabkan oleh
penggunaan pestisida secara tidak bijaksana, jadi sedapat mungkin
pengendalian dengan bahan kimia dihindari karena b
erdasarkan penelitian, terdapat resistensi setelah dilakukan aplikasi pestisida pada kutu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar