Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Kamis, 21 Juli 2016

Busuk Akar

Busuk Akar
A= Gejala Serangan Fomes noxius pada Pangkal Batang dan
B= Gejala Serangan Fomes noxius padaDaun
Sumber: CABI
(A)                                (B)
Gejala penyakit
Akar tanaman yang sakit berwarna coklat atau kemerah-merahan dan membusuk (Gambar 14), sehingga tidak dapat menyerap air dan zat hara secara sempurna. Akibatnya pertumbuhan tanaman merana dan produksi buah sangat rendah. Pada bibit, penyakit dapat menyebabkan kematian. Demikian juga pada tanaman dewasa apabila tidak ada upaya pengendalian.
Patogen
Penyebab penyakit busuk akar ini ada dua macam:
Penyakit busuk akar coklat, disebabkan oleh cendawan Fomes noxius Corner
Penyakit busuk akar merah, disebabkan oleh cendawan  Ganoderma pseudoferreum (Wakef V. Overeem et Steinm).
Fomes noxius membentuk basidioma/ basidiokarp* yang permukaan atasnya berwarna coklat kemerahan pada pangkal batang terserang (Gambar 14A). Cendawan menular dengan 2 cara, yaitu: 1) dengan spora yang diterbangkan oleh angin dan menginfeksi melalui luka pada pangkal batang dan 2) kontak antara akar sakit dengan akar sehat dari tanaman lainnya.
Ganoderma pseudoferreum sebenarnya merupakan patogen sekunder yang memerlukan luka untuk menginfeksi tanaman sehat. Pertumbuhan cendawan ini lambat, sehingga gejala serangan seringkali muncul pada tanaman dewasa. Infeksi biasanya terjadi pada akar lateral dan berkembang ke arah leher/pangkal batang, kemudian ke akar lateral lainnya  melalui rizomorf* yang berwarna merah dengan ujung putih. Basidiokarp bervariasi, tetapi kebanyakan datar dan tipis, diameter 150—160 mm dan tebal pada dasarnya >40 mm, permukaan atasnya berwarna coklat dengan alur-alur atau tonjolan-tonjolan konsentris. Penularan melalui basidiospora yang terbawa angin mungkin terjadi, tetapi hal ini kurang meyakinkan.
Tanaman inang lain
Durian, karet, kakao, kelapa sawit, dan teh.
Pengamatan
Pengamatan bagian tanaman di atas tanah dengan memperhatikan perubahan pertumbuhan tanaman/warna daun, dilanjutkan pemeriksaan sistem perakaran.
Pengendalian
Cara kultur teknis
  • Pengaturan jarak tanam yang baik untuk mencegah kelembapan kebun.
  • Perbaikan drainase pada areal pertanaman
  • Penggunaan mulsa untuk meningkatkan suhu tanah.
Cara biologi
  • Penggunaan  agens hayati Trichoderma spp.
Cara kimiawi
  • Aplikasi desinfektan pada tanah persemaian dan kebun (lubang tanam) pertanaman manggis;
  • Penggunaan fungisida yang efektif, misalnya Cobox  dan Cupravit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar