Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Kamis, 21 Juli 2016

Lalat Buah

Lalat Buah : Bactrocera, spp
Order: Diptera
Family: Tephritidae
Sumber gambar : CABI
Morfologi/Bioekologi
  • Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, diletakkan berkelompok 2 - 15 butir dan dalam waktu ± 2 hari.  Telur yang diletakkan di dalam buah akan menetas menjadi 1arva. Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200 - 1500 butir.
  • Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva terdiri atas tiga instar, dengan lama stadium larva 6 - 9 hari.
  • Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjadi pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang ± 5 mm dan lama  stadium pupa 4 - 10 hari.
  • Imago rata-rata berukuran panjang  ± 7 mm, lebar ± 3 mm dengan warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi misalnya oranye, merah kecoklatan, coklat,  atau hitam.  Demikian pula sayapnya transparan dengan  bercak-bercak pita (band) yang bervariasi merupakan ciri  masing-masing spesies lalat buah.  Pada lalat betina ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur,  sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat.  Secara keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar ± 25 hari.
  • Hama lalat buah pada tanaman mangga banyak dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Gejala serangan
  • Gejala awal pada permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke dalam buah. Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak coklat di sekitar titik tersebut. Larva memakan daging buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.
Tanaman inang lain
  • Menyerang lebih dari 20 jenis buah-buahan, diantaranya belimbing, pepaya, jeruk, jambu, pisang, dan cabai merah
Pengendalian
Cara peraturan
  • Menerapkan peraturan karantina antar area/wilayah/negara yang ketat untuk tidak memasukkan buah yang terserang dari daerah endemis.
  • Cara kultur teknis
  • Pencacahan tanah di bawah tajuk pohon yang agak dalam dan merata agar pupa yang terdapat di dalam tanah akan terkena sinar matahari dan akhirnya mati.
  • Pembungkusan buah saat masih muda dengan kantong plastik, kertas semen, kertas koran, atau daun pisang.
Cara fisik/mekanis
  • Mengumpulkan buah yang terserang baik yang masih berada pada pohon maupun yang gugur, kemudian dibakar atau dibenamkan 60 – 70 cm dalam tanah agar larvanya terbunuh.
  • Pengasapan di sekitar pohon dengan membakar serasah/jerami sampai menjadi bara yang cukup besar untuk mengusir lalat. Pengasapan dilakukan 3 – 4 hari sekali dimulai pada saat pembentukan buah dan diakhiri 1 –2 minggu sebelum panen.
Cara biologi
  • Penggunaan perangkap yang diberi umpan atau atraktan (misalnya Methyl Eugenol)
  • Menurunkan populasi lalat dengan melepas serangga jantan mandul (steril) dalam jumlah yang banyak, agar kemungkinan berhasilnya perkawinan dengan lalat fertile di lapang menjadi berkurang.
  • Pemanfaatan musuh alami antara lain Biosteres sp., Opius sp., (Braconidae), semut (Formicidae), laba-laba (Arachnidae), kumbang (Staphylinidae) dan cocopet (Dermaptera).
  • Penanaman tanaman selasih di sekitar kebun.
Cara kimiawi
  • Dilakukan apabila dijumpai lalat buah dalam perangkap dan diulang setiap 4–7 hari sampai populasi turun
  • Pemberian umpan semprot (bait spray), yaitu umpan protein yang mengandung ammonia dicampur dengan insektisida khlorfirifos atau malation.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar