Selamat Datang di website Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.....................

Kamis, 21 Juli 2016

Kutu putih

Kutu putih  (Cacao mealybug)
Planococcus (=Pseudococcus) sp.
Ordo: Homoptera, Famili: Pseudococcidae
Gejala Serangan
Hama ini menimbulkan kerusakan secara langsung dengan mengisap cairan tanaman, dan pada tingkat kerusakan berat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menim-bulkan kerontokan buah muda. Kotoran yang dike-luarkan kutu mengandung embun madu sebagai tempat hidup cendawan jelaga.  Akibat serangan kutu putih menyebabkan pertumbuhan tanaman merana dan bunga maupun buah rontok.
Morfologi/Bioekologi
Kutu berbentuk oval dan pada bagian punggung terdapat garis-garis yang diselimuti lapisan lilin tipis. Nimfa muda sangat aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama (Gambar 2 A dan B). Nimfa menjadi dewasa setelah 37--50 hari. Sebanyak 270 embrio berkembang dalam tubuh induknya, tetapi yang berhasil menjadi dewasa hanya 30 ekor. Kutu jantan sangat jarang dijumpai. Kutu berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa kawin). Masa peletakan telur selama 4--5 minggu.
Gambar 2.  Kutu putih pada cabang durian dan pada buah durian
Tanaman Inang Lain
Jeruk, anggur, kopi, kakao, kapok, dadap, sirsak, jambu biji, bunga kupu-kupu (Bauhinia sp.).
Pengendalian
Cara kultur teknis
-    Sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang lainnya
Cara biologi
-       Pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, dan cendawan parasit Empusa fresenii, predator Cryptolaemus montrouzieri (Coccinellidae) dan Leptomastidae abnormis (Encyrtidae).
-       Pemanfaatan insektisida botani seperti larutan (ekstrak) umbi bawang putih dicampur cabai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar